Saturday, 14 January 2012

Kenaikan Tarif RSUD Diprotes

Kenaikan tarif pelayanan kesehatan di RSUD RAA Soewondo Pati diprotes mahasiswa, kemarin. Mereka yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pati menggelar unjuk rasa di depan rumah sakit yang berlokasi di Jalan Dr Susanto itu.

Puluhan mahasiswa berorasi. Unjuk rasa juga dirangkai dengan aksi teatrikal yang menggambarkan betapa sulitnya warga miskin mengakses pelayanan kesehatan karena biayanya mahal.

Pihak RSUD menawarkan dialog, namun mahasiswa menolak. Sebelum membubarkan diri dari aksi yang hanya dikawal beberapa anggota polisi itu, mereka melakukan doa bersama. Ketua Pengurus Cabang (PC) PMII Pati Zaenuri mengemukakan, kenaikan tarif RSUD, khususnya kelas III, tidak memperhatikan kondisi masyarakat saat ini, terutama kalangan menengah ke bawah.
Dia menyayangkan kebijakan yang diberlakukan tanpa sosialisasi kepada masyarakat luas itu sehingga publik tidak banyak yang mengetahui. "Kenaikan tarif ini sangat memberatkan karena kondisi ekonomi mayoritas masyarakat Pati masih di bawah standar. Selain itu, juga belum pernah ada sosialisasi kepada masyarakat," ujarnya di sela-sela aksi.Menurutnya, pengenaan tarif kelas III yang diatur dalam Perda Pati No 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum terlalu berat untuk masyarakat miskin.

Dia khawatir masyarakat kelas bawah kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit karena tidak mampu membayar biaya perawatan dan pengobatan yang melonjak.

Menurutnya, kebijakan yang tidak populis itu bertentangan dengan UUD 1945 Pasal 28 H dan UU No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Sebba, setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.
"Setiap individu, keluarga, dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya, termasuk masyarakat miskin dan tidak mampu," jelasnya.

Zaenuri keberatan terhadap kebijakan tersebut karena tidak diimbangi dengan peningkatan mutu pelayanan. Karena itu, PMII menuntut Penjabat (Pj) Bupati Pati dan direktur RSUD menunda kenaikan tarif.

Direktur RSUD RAA Soewondo dokter Subawi MM mengaku, belakangan ini pelayanan RSUD sedang mendapat sorotan dari sejumlah elemen masyarakat. Dari penarikan biaya bagi pasien miskin yang menjalani persalinan hingga pelayanan terhadap pasien menengah ke atas di kamar kelas I karena ruang paviliun yang diminta telah penuh. Akibatnya, pasien tersebut memutuskan pindah ke rumah sakit lain.

Sumber :
www.suaramerdeka.com

0 comments:

Post a Comment

Monggo diisi komentarnya....@simpang5tv...Matur Nuwun