Monday 6 February 2012

Patiku Patimu Pati Kita Semua, Sepenggal Dukungan buat PERSIPA PATI

Begitu mendengar kata Pati, apa yang terbersit di otak Anda? Kota Pensiun kah? Kota Paranormal kah? Nasi gandulkah? Soto Kemiri kah ? atau yang lain?. Bagi sebagian besar orang dari luar kabupaten Pati mungkin salah satu yang saya sebutkan tadi ada di otak mereka masing-masing ketika mendengar PATI. Bagi orang Pati sendiri seperti saya, Pati tidak semuanya seperti yang saya sebutkan diatas. Mengapa? tanda tanya besar harusnya...
Jelas sekali bahwa Pati kian menggeliat dari berbagai sektor. Perubahan demi perubahan disegala sektor mulai dilakukan. Dalam jangka waktu beberapa tahun ke depan Pati akan menjelma menjadi raksasa (berlebihan ga ya....) dalam segala sektor. 

Belum lama ini, lebih tepatnya akhir tahun 2011 kemarin saja stasiun televisi yang berada di bawah payung Jawa Pos National Network yang kita kenal sebagai simpang 5 tv mulai mengepakkan sayap siarannya di wilayah kabupaten Pati dan sekitrnya. Kehadiran media televisi ini tentu saja membawa angin segar bagi sektor ekonomi di coverage area simpang 5 tv.

Lantas, bagaimana dengan sepak bola di kabupaten PATI a.k.a PERSIPA?

Tentu kita tidak lupa dan memang harus tidak akan melupakan, bahwa beberapa tahun silam Pati memiliki pemain sepak bola yang hebat. Ribut Waidi.... Ribut Waidi lahir di Trangkil, Pati, Jawa Tengah, 5 Desember 1962;  adalah salah satu legenda sepak bola Indonesia. Namanya seketika melambung ketika ikut mengantarkan PSIS Semarang meraih gelar juara Perserikatan pada tahun 1987, dalam partai final, di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, PSIS melibas Persebaya Surabaya. Ribut juga dinobatkan sebagai pemain terbaik pada pertandingan itu.
Setelah mengantarkan Mahesa Jenar (julukan PSIS) menjadi juara, ia dipanggil PSSI untuk membela tim nasional di SEA Games 1987 Jakarta. Di pesta olahraga Asia Tenggara itu, nama Ribut Waidi semakin mencorong. Apalagi setelah ia mencetak satu-satunya gol kemenangan Indonesia atas Malaysia di partai puncak, yang juga merupakan medali emas pertama cabang sepak bola di arena SEA Games.
Ribut kemudian selalu dipanggil ke tim nasional. Sepanjang 1986-1990, pemain yang selalu memakai nomor punggung 10 ini membela tim nasional ke Piala Kemerdekaan, kualifikasiPiala Asia, serta Pra-Piala Dunia.
Untuk mengingat jasa serta pengabdiannya kepada bangsa dan negara serta Kota Semarang, Pemerintah Kota Semarang bahkan mendirikan patung Ribut Waidi sedang menggiring bola di Jalan Karang Rejo, jalur utama menuju Stadion JatidiriSemarang.

Julukan sebagai salah satu legenda sepak bola Indonesia tidak terlalu berlebihan untuk diberikan kepada Ribut Waidi, mantan pemain nasional dan PSIS Semarang. Betapa tidak, dialah pencetak satu-satunya gol penentu kemenangan Indonesia atas Malaysia pada SEA Games 1987.
Ribut membobol gawang Malaysia setelah berhasil mengecoh dan melewati barisan pertahanan negeri jiran itu. Gol tunggal tersebut memberikan sejarah baru sepak bola Indonesia sejak pertama kali ikut SEA Games pada tahun 1977. Untuk pertama kalinya tim nasional meraih medali emas cabang sepak bola. Setelah itu, tim nasional kembali meraih medali emas di SEA Games Manila 1991. "Yang lebih menegangkan lagi, gol itu terjadi pada menit ke-15 perpanjangan waktu pertama. Waktu itu jalannya pertandingan memang sangat menegangkan," kata Ribut.
Saat itu jutaan pasang mata menyaksikan kepiawaian Ribut dalam mengolah si kulit bundar dan menyelamatkan tim nasional di depan publiknya sendiri. Ribut pun diarak mengelilingi lapangan.
Itulah kenangan yang paling tak terlupakan bagi Ribut. Saat lagu Indonesia Raya dikumandangkan, jantung Ribut ikut bergetar. Ia tak kuasa menahan air mata. "Meski saya anak ndeso, saya sudah ikut memberikan yang terbaik bagi bangsa ini melalui sepak bola," kata Ribut.
Kini, setelah pensiun dari dunia sepak bola, Ribut Waidi bekerja sebagai karyawan di Pertamina.

Go PERSIPA PATI Go

Berangkat dari sekelumit tentang prestasi yang diraih salah satu putra terbik Pati, Ribut Waidi, tentu Persipa Pati harus berjuang dengan segala daya dan upaya agar persepakbolaan di bumi mina tani ini bisa maju dan terus berkembang menjadi salah satu tim sepak bola terbaik di Indonesia .. AMIIINNNNN....

Dukungan dari Laskar Saridin (baca PATIFOSI) sebutan untuk suporter setia Persipa Pati pun tidak setengah setengah. Mereka senantiasa mengawal kemanapun Persipa Pati tampil di ajang Divisi I Grup 6 PSSI.

Bismillah... Semoga Persipa Pati kedepan bisa Jadi lebih baik dan mampu membawa nama Pati ke kancah persepak bolaan nasional.

0 comments:

Post a Comment

Monggo diisi komentarnya....@simpang5tv...Matur Nuwun